Monday, March 14, 2011

Terlalu Banyak Cahaya Saat Malam Naikkan Berat Badan, Kok Bisa?

REPUBLIKA.CO.ID, OHIO–Berdasarkan penelitian pada tikus, paparan cahaya saat malam bisa mengakibatkan berat badan naik, bahkan tanpa mengubah kegiatan fisik atau makan lebih banyak. Para peneliti menemukan bahwa tikus yang diterpa cahaya redup pada malam hari selama delapan minggu berat tubuhnya bertambah 50 persen lebih banyak dari tikus yang hidup dengan siklus standar terang dan gelap.

“Meski tidak ada perbedaan dalam tingkat aktivitas atau konsumsi makanan sehari-hari, tikus yang hidup dengan cahaya saat malam menjadi lebih gemuk daripada yang lain,” kata Laura Fonken, penulis penelitian dan mahasiswi doktoral neuroscience di Ohio State University, seperti dikutip dari ScienceDaily. Penelitian ini dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, minggu ini.

Bila tikus tidak kurang aktif atau makan lebih banyak, apalagi penyebab berat badan bertambah? Hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang hidup dengan cahaya saat malam makan pada waktu mereka di luar kebiasaan mereka.

Dalam satu penelitian, tikus yang terpapar cahaya saat malam, berat badannya tidak bertambah lebih banyak dari tikus dalam siklus terang dan gelap. Persediaan makanan tikus itu dibatasi ke waktu makan normal.

“Sesuatu mengenai cahaya pada malam membuat tikus dalam penelitian kami ingin makan di saat yang salah untuk memetabolisme makanan mereka dengan benar,” kata Randy Nelson, yang juga menulis penelitian dan seorang profesor psikologi dan neuroscience di Ohio State University.

Dalam satu penelitian, tikus dirumahkan dalam satu dari tiga kondisi: terpaan cahaya selama 24 jam terus-menerus, siklus standar terang dan gelap (terpaan cahaya selama 16 jam, 8 jam gelap), atau 16 jam cahaya siang hari dan 8 jam cahaya redup.

Para peneliti mengukur berapa banyak makanan yang dipakai tikus setiap hari. Mereka juga mengukur berapa banyak mereka bergerak di sekitar kandang mereka setiap hari melalui sistem persimpangan sinar inframerah. Massa tubuh dihitung setiap minggu.

Hasilnya menunjukkan bahwa tikus dengan cahaya redup saat malam massa tubuhnya meningkat lebih tinggi dari mereka yang hidup dalam siklus standar terang dan gelap. Berat mereka meningkat sejak minggu pertama penelitian dan terus berlanjut.

Pada akhir penelitian, tikus yang hidup dengan cahaya malam hari berat badannya kira-kira 12 gram. Tikus yang hidup dengan siklus standar terang dan gelap berat badannya 8 gram. Tikus yang mendapat terpaan cahaya terus menerus juga memiliki berat badan lebih dari mereka yang hidup dengan siklus standar terang dan gelap. Nelson mengatakan tikus yang hidup dengan cahaya redup di malam hari merupakan perbandingan yang lebih baik untuk paparan cahaya yang biasa diperoleh manusia.

Tikus yang mendapat cahaya redup pada malam hari juga menunjukkan tingkat lemak epididimis lebih tinggi dan gangguan toleransi glukosa, penanda diabetes.

Hasil penelitian menunjukkan tikus dengan cahaya redup tidak makan lebih banyak dari tikus lain. Mereka berubah saat makan. Tikus-tikus itu adalah nokturnal. Mereka biasanya makan dalam jumlah besar di malam hari. Tikus yang hidup dengan cahaya redup makan 55 persen makanan mereka selama siang hari. Sementara tikus yang hidup dengan siklus standar hanya 36 persen.

Para peneliti melakukan penelitian kedua karena waktu makan penting. Mirip dengan yang pertama, dengan satu perbedaan penting: sebagai ganti ketersediaan makanan sepanjang waktu, ketersediaan makanan dibatasi ke waktu lain saat tikus biasanya aktif atau saat mereka istirahat.

Dalam percobaan ini, tikus terkena cahaya redup di malam hari tidak memiliki berat badan lebih besar daripada yang lain saat makanan mereka dibatasi ke waktu mereka aktif.

“Saat kami membatasi asupan makanan mereka ke waktu mereka makan secara normal, kami tidak melihat berat badan bertambah. Ini menambah bukti bahwa waktu makan penting untuk peningkatan berat badan,” kata Fonken.

Penemuan ini menunjukkan bahwa tingkat kortikosteron, hormon stres, tidak berbeda dalam tikus dengan cahaya redup di malam hari dibandingkan mereka yang hidup dengan siklus standar.

“Ini penting karena kortikosteron sudah dihubungkan dengan perubahan metabolisme,” kata Fonken.

Penelitian itu menunjukkan tingkat kortikosteron tikus tidak perlu berubah untuk berubah dalam metabolisme. Para peneliti percaya cahaya bisa mengganggu tingkat hormon melatonin, yang terlibat dalam metabolisme. Selain itu, bisa mengganggu jam biologis, yang membantu pengendalian saat binatang makan dan saat mereka aktif.

Penemuan itu menunjukkan kemungkinan alasan lain untuk epidemi obesitas di negara barat. “Cahaya di malam hari adalah faktor lingkungan yang bisa berkontribusi pada epidemi obesitas dalam cara yang tak diharapkan orang. Obesitas sosial berhubungan dengan jumlah faktor-faktor termasuk banyaknya paparan cahaya di malam hari,” kata Nelson.

Contohnya, para peneliti suda mengenali penggunaan komputer dan televisi berkepanjangan dilihat sebagai faktor risiko. Tetapi, penelitian itu difokuskan pada bagaimana mereka dikaitkan dengan kurangnya kegiatan fisik.

“Mungkin orang yang banyak menggunakan komputer dan menonton TV di malam hari makan di waktu salah, mengganggu metabolisme mereka. Jelas, mempertahankan berat badan perlu menjaga asupan kalori rendah dan kegiatan fisik tinggi. Tetapi, faktor lingkungan ini bisa menjelaskan kenapa beberapa orang yang mempertahankan keseimbangan energi bagus masih bisa menambah berat badan,” kata Nelson.

Peneliti lain adalah Joanna Workman, James Walton, Zachary Weil, dan John Morris dari Ohio State University dan Abraham Haim dari University of Haifa, Mount Carmel, di Israel. Penelitian itu didukung oleh National Science Foundation dan United States-Israel binational Science Foundation.

Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: Antara

Republika Online

Sunday, March 13, 2011

Internet Sebabkan Sulit Konsentrasi

- Okezone


LONDON - Sebuah hasil studi kontroversial mengemukakan bahwa anak-anak muda jaman sekarang kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi karena internet.

Profesor David Nicholas dari University College London menyebutkan revolusi digital membuat otak generasi muda seperti 'dibentuk' kembali. Hal tersebut membuat mereka bisa mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan, namun di sisi lain mereka sulit untuk fokus dalam jangka waktu yang cukup lama.

Hasil studi ini menegaskan bahwa meningkatnya penggunaan internet dan jumlah gadget tak hanya mengubah perilaku masyarakat, tetapi juga mengubah cara berpikir mereka.

Dilansir Daily Mail, Minggu (21/2/2010), Nicholas dan timnya menguji kemampuan 100 orang partisipan untuk menjawab beberapa pertanyaan dengan berselancar di dunia maya.

Dalam temuan awal, partisipan usia 12 hingga 18 tahun membutuhkan lebih sedikit waktu untuk mencari jawaban dari pertanyaan ketimbang partisipan yang berumur lebih tua.

Rata-rata mereka bisa menjawab dengan cepat hanya dengan membaca setengah laman website. Waktu yang mereka habiskan untuk membaca halaman website seperenam kali lebih sedikit dibandingkan partisipan yang lebih tua. Remaja juga terbukti lebih andal dalam multi tasking. Mereka cenderung berpindah-pindah dari satu situ ke situs yang lain dan jarang kembali ke situs yang sama dua kali.

"Sangat mengejutkan melihat mereka pindah dari situs ke situs, melihat satu atau dua halaman, pindah ke situs lain, melihat satu atau dua halaman dan pindah lagi. Tidak ada yang tinggal lama di satu situs," kata Nicholas.

Beberapa psikolog berargumen, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa internet mengubah otak dan pada dasarnya anak-anak muda memang selalu sulit konsentrasi.

Namun beberapa psikolog lainnya mengklaim bahwa internet mendorong pengguna untuk tidak fokus dengan berpindah-pindah dari situs ke situs, lain halnya seperti membaca buku. Sebagian besar pengguna internet tidak bisa menerapkan disiplin, seperti menulis dan membaca untuk jangka waktu lama.

"Hal ini karena pikiran mereka telah dibentuk kembali untuk bekerja dengan cara yang berbeda," tandas Nicholas. (rah) copy from http://techno.okezone.com/read/2010/02/21/56/305662/internet-sebabkan-sulit-konsentrasi

Saturday, March 5, 2011

Ultimate Pirate Ship Bedroom (14 pics)

"The rope bridge is connected to the top of the jail cell, built to accommodate evil doers, thieves and little sisters."

Designer Steve Kuhl fulfills every boy's fantasy with this insanely cool pirate ship bedroom. The six-year-old occupant from Minnesota chose between a space ship, race car, castle, and pirate ship. Most of us would probably agree, he made an excellent decision.

The main feature of the room is the incredible floating pirate ship. Kuhl used 2x12 ribs to construct the hull of the ship, covering them with layers of 1/2 inch plywood to act as the planking. A bomb-proof blend of plaster and epoxy with integrated coloring was used simulate an old ship's hull.

But that's not all. The room is also decked out with a rope bridge that connects the pirate ship to the top of a jail cell, and a rope suspended from the ship's hull provides drop-in access to the closet. There's also a completely hidden spiral slide, that lets you travel downstairs in a more adventurous way.


"This is what it looks like when you enter the bedroom. You will notice the side of the hull is peppered with cannon ports. They also serve as peep holes for watching the uncool masses below."


"Our client wanted us to build a one-of-a-kind bedroom for a one-of-a-kind son. We concepted a space ship, race car, and castle before landing on this design. What self-respecting six year old wouldn't want a pirate ship?"


"The base of the rope bridge is anchored on top of the jail cell. We welded a custom steel door for that real jail feeling. Invite Bubba to complete the effect."


"As with many of the things we build, this is was a first. Ultimately we derive great satisfaction out of overcoming odd design challenges. It's sort of like that good pain you feel the day after a heavy workout."


"We constructed the crows nest using a ten inch hand-hewn timber for extra strength. Not seen here is a bed where important friends may get to sleep."


"Tell your pal to put her coat in the last locker and watch her reaction as she discovers the hidden room within. A motion sensitive switch triggers the light to turn on, revealing an odd yet intriguing orange hole in the wall at waist height."


"Steve Kuhl tests the slide for accuracy. Also, he is carefully calibrating important features along the way. This procedure needed to be repeated for the better part of a day to insure proper slide operation."


"Steve is ejected with great speed into the sport court at the bottom of the slide. The slide itself ran a total of 55 lineal feet and was procured from a local community center looking to upgrade."


"Here you can see how the slide is built. We housed it in such a way that it is completely hidden with the exception of the entrance and exit. The adjacent staircase allows the less adventurous to go the old fashioned way if they prefer."

"Looking down the rope into the closet below. For upper body workouts climb up the rope a few times each morning as your are getting dressed. You will be inspired by the echoes of you six grade gym coach in your brain."


"View from closet up through the hull of the ship."


"Steve Kuhl sits at the helm of the ship. The rope descends into the closet below for quick wardrobe changes."

Sumber: http://www.mymodernmet.com/profiles/blogs/ultimate-pirate-ship-bedroom

HELLO

HELLO
Your dream will be come true if you believed, always trying and praying